Pertemuan ke-9
Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) PGRI Gelombang 32
Senin, 10 Februari 2025
Narasumber : Widya Setyaningsih (Widya Arema)
Moderator : Nur Dwi Yanti (NDY)
"Majalah sekolah: little pages, big stories-bikin jejak, nyalakan inspirasi!"
Senin, 10 Februari 2025, pukul 19.00-21.00 WIB. Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) PGRI Gelombang 32, dimulai. Nur Dwi Yanti yang biasa dipanggil NDY, membuka kelas malam ini dan menyapa seluruh peserta. Beliau sebagai moderator dalam pertemuan ke-9 KBMN ini dengan Tema MENGELOLA MAJALAH SEKOLAH. Narasumber malam ini yaitu Widya Setyaningsih yang memiliki nama pena Widya Arema. Beliau adalah pendidik, narasumber di berbagai kegiatan pelatihan dan penulis tentunya.
Seperti apakah mengelola, majalah sekolah?
Siapa saja yang turut berperan?
Apa yang akan kita kemas dalam majalah sekolah?
Bagaimana prosesnya?
1. Nomor Edisi : Keterangan edisi dan tanggal terbit2. Halaman : Menunjukkan posisi halaman sebuah rubrik.3. Rubrik : Menunjukkan isi rubrik4. Isi : Tema yang ada dalam sebuah rubrik. Satu rubrik bisa terdiri dari beberapa tema.5. Jumlah halaman : Menujukkan jumlah halaman sebuah rubrik.6. Penulis : Penulis dari sebuah tulisan.7. Deadline : Waktu tulisan yang akan dimuat di majalah.8. Keterangan : Penjelasan dari halaman yang ada disebuah rubrik.
Langkah-langkah menerbitkan majalah sekolah
1. Menyatukan ide dan gagasan
- Mencari teman-teman yang memiliki jiwa literasi.
- Membentuk susunan redaksi majalah
3. Membuat rancangan majalah
- Menentukan nama majalah, isi berita, pendanaan dll
- Percetakan, sponsor dll
Berdasarkan kajian literatur, majalah sekolah memiliki beberapa fungsi utama, di antaranya:
- Media Informasi – Menyampaikan berita seputar kegiatan sekolah, prestasi siswa, hingga wawasan akademik dan non-akademik.
- Wadah Kreativitas – Memberikan ruang bagi siswa untuk mengekspresikan ide melalui artikel, puisi, cerpen, opini, dan karya seni.
- Sarana Literasi – Melatih keterampilan menulis, membaca, dan berpikir kritis bagi siswa dan guru.
- Dokumentasi Sejarah – Merekam perjalanan sekolah dari waktu ke waktu, menjadi arsip berharga bagi generasi mendatang.
- Meningkatkan Rasa Kepemilikan dan Kolaborasi – Mengajarkan kerja tim dalam mengelola konten, mengedit, serta menerbitkan majalah sekolah.
- Buatlah nama yang unik, menarik dan mudah diingat.
- Bisa juga membuat nama majalah berupa singkatan nama sekolah, atau kata-kata yang menginspirasi.
- Contoh : SMART, MUTUALISTA, KONTAK, CAHAYA. KHARISMA singkatan dari Khadijah Is My Inspiration
2. Menentukan artikel yang akan ditampilkan
- Visi Misi Sekolah : Visi, misi sekolah masing-masing dituliskan di hal
- Salam Redaksi : Kata sapaan pimred pada pembaca, menyampaikan isi majalah secara singkat, tema majalah, kondisi teraktual saat itu.
- Berita Sekolah : Kegiatan-kegiatan sekolah, misalnya peringatan PHBI-PHBN, kegiatan sekolah dll.
- Profil Guru : Dimuat secara bergiliran mulai dari kasek, wakasek, guru, staf pendidik.
- Profil Siswa Berprestasi: Menampilkan siswa paling berpretasi.
- Karya Siswa : Menampilkan tulisan siswa, puisi, cerpen, foto hasil karya siswa berupa kerajinan, gambar dll
- Kegiatan Siswa: Kegiatan outclass, ataupun inclass. Misalnya outbound, praktek di kelas, unjuk kerja, game dll
- Kuiz berhadiah: Disesuaikan dengan jenjang kelas. Untuk SD TTS, tebak gambar, dll. Dan berhadiah.
- Prestasi Sekolah : menampilkan prestasi terbaru dari guru, siswa, dan sekolah.
- Info dan pengumuman: Info ujian, libur dsbnya
Bisa juga ditambahkan artikel lain sesuai dengan kebutuhan dan kreativitas sekolah:
Misalnya:
- Belajar Bahasa (bahasa Arab dan Bahasa Inggris}
- Do You Know (Berisi pengetahuan-pengetahuan umum yang bisa menambah wawasan siswa, yang ditulis dalam 2 bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris)
- Komik atau cerita bergambar
- Tutorial menggambar
- iklan dari sponsor
3. Mengajukan ISBN
Agar majalah kita memiliki hak paten, maka mengajukan ISBN sangatlah penting. Kita bisa menghubungi penerbit untuk membantu kita mendapatkan ISBN.
4. Menentukan Bahasa yang dipakai dalam majalah
Sebelum menentukan bahasa yang akan kita pakai, kita harus mengetahui sasaran pasar kita yakni siswa-siswi kita dan walimurid.
Saran :
- Gunakan bahasa yang mudah dimengerti anak-anak.
- Tidak terlalu formal/kaku.
- Gunakan bahasa keseharian dan pergaulan
- Selipkan bahasa-bahasa gaul yang lagi ngetrend (asalkan harus sopan)
- Misalnya hay gaess, kata sapaan sobat untuk para pembaca
- Gunakan bahasa komunikatif sehingga seolah-olah kita sedang berbincang dengan pembaca.
5.Carilah tema dari hal yang lagi booming atau ngetrend di lingkungan sekolah dan masyarakat
Isue-isue keseharian yang sedang booming di lingkungan sekolah dan masyarakat bisa kita gunakan sebagai tema. Misalnya :
- Tetap Berprestasi di Masa Pandemi.
- Semakin Berilmu Semakin Berakhlak
- Lets go green
- Raih Mimpi Setinggi Bintang
- Hold Your Star
- Semakin Berprestasi, Semakin Membumi
6. Cover dan Layout Menarik
Fungsi dari cover majalah adalah untuk melindungi isi majalah, mencerminkan tema dan isi majalah. Karena itu tampilan cover harus menarik pembaca.
Layout dan tata letak majalah dibuat sesuai tema dan tingkatan usia pembaca (SD, SMP,SMA).Praktis, simple, menarik dan memuat seluruh artikel dengan penataan padat tapi tidak sumpek.
Carilah guru yang berkompeten di IT sebagai tenaga layout dengan menggunakan aplikasi Corel. Untuk cetak majalah tidak semuanya kita cetak warna, hal ini untuk menekan budget agat tidak terlalu tinggi. Bisa 8 halaman saja yang di cetak warna, yang lainnya cukup hitam putih saja.
7. PEMBIAYAAN
Pembiayaan digunakan untuk:
- Biaya cetak majalah
- Membayar HR crew
- Pembelian hadiah kuiz dll
- Murni dari siswa: Siswa membeli majalah (dimasukkan di daftar ulang atau SPP)
- BOSDA. Pembiayaan majalah bisa diambilkan dari dana BOSDA. Pada BOSDA ada pos biaya cetak majalah sekolah dan membayar honorarium crew.
- Sponsor. Bisa dari walimurid yang ingin beriklan tentang usahanya.
8. PERCETAKAN
Tidak bisa dipungkiri percetakan merupakan faktor penting adanya majalah secara fisik. Akan tetapi bila tidak memungkinkan majalah dicetak karena beberapa hal misalnya pendanaan, situasi tidak bisa tatap muka karena pandemi maka majalah bisa juga disampaikan dalam bentuk online. Misalnya dishare dalam bentuk PDF melalui WhatsAp, Web sekolah, IG, Facebook dll. Bisa juga melalui aplikasi flipbook atau photoshop.
9. Upgrade Ilmu Secara Kontinue
Agar majalah selalu Uptodate maka harus ada jadwal untuk mengupgrade ilmu bagi para crew. Misalnya pelatihan menulis, pelatihan aplikasi Corel,Photoshop untuk layout dll dengan memberdayakan teman sejawat atau mendatangkan narasumber ahli.
10. Pupuk Kekompakan Team
Ibaratnya tubuh maka crew majalah adalah bagian team yang memiliki tugas SAMA PENTING nya. Oleh karena itu team harus solid, terus pupuk kekompakan team. Saling mendukung dan mengisi kekurangan satu sama lain adalah kunci langgengnya sebuah team.
Materi malam ini cukup padat dan berisi. Tetapi, saya mulai membayangkan bagaimana membuat dan mengelola majalah di sekolah saya? Semoga bisa kami diskusikan dengan tim humas dan kesiswaan di sekolah.
Majalah sekolah bukan hanya media cetak biasa, tetapi juga refleksi identitas dan kreativitas siswa. Dengan terus berkembangnya teknologi dan budaya literasi, majalah sekolah dapat beradaptasi dengan format yang lebih interaktif dan digital. Dengan demikian, setiap edisi yang diterbitkan tidak hanya menjadi bacaan, tetapi juga inspirasi bagi seluruh warga sekolah.
Keren
BalasHapusTerima kasih OmJay
Hapuslengkap dan jelas
BalasHapusTerima kasih
HapusMantap. Selalu gercep bu
BalasHapus