Rabu, 05 Februari 2025

CEGAH WRITER'S BLOCK

 Pertemuan ke-7

Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) PGRI Gelombang 32

Rabu, 5 Februari 2025

Narasumber : Ditta Widya Utami, S.Pd.Gr

Moderator : Gina Dwi Septiani, S.Pd.,M.Pd

Sumber : Grup WA KBMN PGRI Gel.32

"Writer’s block itu seperti macet di jalan, kadang butuh jalur alternatif, kadang cukup nyalakan musik dan nikmati perjalanan."


Rabu, 5 Februari 2025. Pertemuan ke-7 Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) PGRI Gelombang 32, digelar kembali melalui WA grup. Seperti biasanya, kelas berlangsung pukul 19.00-21.00 WIB. Tema malam ini yaitu MENGATASI WRITER'S BLOCK, menghadirkan narasumber hebat yaitu Ditta Widya Utami, S.Pd.Gr. Profil beliau dapat kita baca melalui https://s.id/cvdittawidyautami dan kelas dipandu oleh Gina Dwi Septiani, S.Pd.,M.Pd sebagai moderator. Tentunya, beliau berdua juga alumni KBMN gelombang sebelumnya.

Narasumber mengawali materinya dengan mengingatkan peserta tentang PESAN OMJAY yaitu bagaimana guru dapat menjadi contoh bagi murid-muridnya agar menjadi generasi yang beradab, memiliki sopan santun yang baik. Semua bisa kita ikhtiarkan melalui tulisan..ya dengan jalan MENULIS. 

OMJAY memberikan beberapa cara agar kita bisa menciptakan adab melalui tulisan, seperti berikut:

  1. Menulis dengan bahasa yang sopan dan beradab.
  2. Menggunakan contoh yang positif dan inspiratif.
  3. Menulis tentang nilai-nilai moral dan etika.
  4. Mengajak pembaca untuk berpikir kritis dan reflektif.
  5. Menjadi contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Semoga kita bisa menjadi penulis yang bertanggung jawab dan menciptakan adab melalui tulisan kita. Sehingga menjadi inspirasi bagi generasi muda dan membantu mereka menjadi lebih beradab dan sopan.

Selanjutnya narasumber memberikan tantangan bagi peserta untuk menulis selama 10 menit sesuai tema-tema yang beliau tentukan, yaitu: Deep Learning, Lagu Anak, Senam Anak Indonesia Hebat, 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, Pagar Laut, Gas LPG 3 Kg dan Karateristik Peserta Didik. Tema -tema ini bisa dipilih oleh peserta. Ternyata, semua peserta aktif dan mengirimkan tulisan singkatnya di ruang chat.

Narasumber mengajukan beberapa pertanyaan reflektif  dari sesi menulis yang kami lalui. 

Apa yang membuat Ibu Bapak memilih tema tersebut?
Apakah karena menantang? Temanya familiar? Sedang ramai dibahas? Mengetahui tema yang ditulis?Apa jadinya jika Ibu Bapak memilih tema, misal pagar laut?
Apakah harus googling terlebih dahulu?
Buka ChatGPT atau Gemini dll 

Disadari atau tidak, menulis akan lebih mudah bagi kita jika temanya memiliki keterkaitan dengan keseharian kita, tentang hal-hal yang kita minati atau segala hal yang pernah kita dengar, lihat atau rasakan. Di luar itu, kita mungkin akan kesulitan untuk memulai. Perlu usaha yang lebih untuk bisa menyelesaikan tulisannya. 

Tak dapat dipungkiri dalam proses menulis dan menjadi penulis, tentu banyak sekali tantangan, hambatan, dan kendala yang dialami, terutama bagi penulis pemula. Salah satunya yang dikenal dengan istilah "WRITER'S BLOCK"  

KENALI TANDA TERKENA VIRUS  WRITER'S BLOCK, berikut:

  • Sulit untuk fokus, 
  • Sering berubah pikiran  (karena ide yang terus berkembang)
  • Merasa kurang bersemangat
  • Terlalu sering mengoreksi tulisan (baik dari diksi, tanda baca, EYD)
  • Khawatir tidak sesuai harapan pembaca
  • Terlalu banyak tekanan untuk menulis (dari dalam diri maupun dari luar)
Umumnya writer's block dimaknai sebagai kondisi di mana seorang penulis mengalami kesulitan untuk memulai atau melanjutkan proses menulis. Istilah ini sudah ada sejak tahun 40-an sebetulnya. Dikenalkan oleh seorang ahli psikoanalisis (yang mempelajari pemikiran alam bawah sadar dan perilaku manusia), Edmund Bergler.

Dari kacamata psikologi, dalam sebuah studi dari Yale psychologists pada 1970 dan 80-an yang ditinjau kembali oleh New Yorker, writer’s block merupakan hal konkrit dan dapat diatasi penulis.

Dua orang psikolog bernama Jerome Singer dan Michael Barrios melakukan penelitian mengenai fenomena writer’s block ini terhadap para penulis berlatar belakang yang berbeda, mulai dari penyair puisi hingga screen writer.

Mereka menemukan penulis yang mengalami writer’s block sedang merasa tidak bahagia. Agar lebih mudah memahaminya, kedua psikolog tersebut membagi empat dasar penyebab ketidakbahagiaan para penulis yang menjadi peserta studi mereka. (Deepublish)

Keempat hal tersebut adalah:
  1. Kecemasan
  2. Pemarah
  3. Apatis
  4. Memiliki masalah dg orang lain
Berbeda dengan hasil penelitian Jerome Singer dan Michael Barrios yang menunjukkan bahwa  writer's block memiliki keterkaitan dg kondisi psikoligis seseorang. Penulis dan psikolog Susan Reynolds menyatakan bahwa writer’s block hanyalah sebuah mitos dan bukan kondisi psikologis sama sekali. Walau begitu, Reynolds mengakui bahwa menulis adalah proses mental yang menantang.

PENYEBAB TERJADINYA WRITER'S BLOCK

  1. Merasa takut (seperti takut bahwa karyanya tidak lebih baik dari orang lain) 
  2. Perfeksionis
  3. Tekanan eksternal (contoh tuntutan untuk membuat tulisan)

Faktanya tidak hanya penulis pemula yang mengalami writer"s block, ternyata penulis profesional pun pernah mengalaminya. Writer's Block juga bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, bisa terjadi di awal, tengah, maupun akhir kepenulisan. Bisa terjadi dalam waktu singkat maupun bertahun-tahun.

Menurut Dee Lestari, terdapat 2 kondisi yang termasuk Writer's Block:

  1. Kondisi akut seperti saat kita berjalan lalu tersandung batu kecil. Terkadang saat menulis, ada "masalah kecil" yang menghambat proses kreatif kita. Namun, hal ini masih bisa diatasi dengan istirahat sejenak atau mengurai ide-ide. 
  2. Kondisi kronis (besar) dimana kita benar-benar terhalang oleh hal-hal besar saat menulis sehingga seperti tidak ada jalan keluar.

Setiap penulis biasanya mengalami kendala yang berbeda atau beragam. Tentu saja, langkah atau cara mencegahnya pun berbeda-beda sesuai dengan pilihan penulis masing-masing. 

TIPS MENGATASI WRITER'S BLOCK

  1. Istirahat sejenak
  2. Cari suasana baru (seperti mencari lokasi menulis yang berbeda dari biasanya)
  3. Meminimalkan distraksi (mematikan HP atau TV selama menulis)
  4. Membaca karya orang lain
  5. Melakukan diskusi
  6. Berolahraga
  7. Melakukan aktivitas lain selain menulis
  8. Mencoba free writing/menulis bebas

Kunci dalam menghapus Writer's Block sangat bergantung pada diri penulis sendiri, tentunya dengan mengenali akar penyebabnya. Sehingga dapat mengobatinya dengan tepat. Demikian narasumber menuntaskan materinya.

Menulis bukan tentang selalu lancar, tetapi tentang selalu kembali. Writer’s block hanyalah jeda, bukan akhir. Saat kata-kata terasa jauh, cukup ingat bahwa inspirasi selalu ada di sekitar, di dalam diri, di setiap pengalaman yang menunggu untuk diceritakan. 

"Tinta kreativitas tidak pernah benar-benar habis, hanya butuh waktu untuk kembali mengalir." 

Jadi, mari kita teruslah menulis, karena setiap kebuntuan hanyalah awal dari cerita yang lebih besar.

8 komentar:

REFERENSI GRATIS _20 RESUME KBMN GELOMBANG 32

Sumber : doc.pribadi penulis Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) PGRI Gelombang ke-32, dimulai hari Sabtu, 18 Januari 2025 dengan acara O...